Spectre Tidak Buruk

spect

Sejak dirilis penayangannya pada Jumat 6 Nopember lalu, saya merasa gak terlalu antusias menonton.

Namun karena ada yang bilang filmnya biasalah, OST-nya mengecewakanlah, Sam Smith gak pantas jadi pengisi lagunyalah, akhirnya saya justru penasaran ingin menonton. Jadi bukan terdorong oleh ulasan yang baik, namun sebaliknya ulasan buruklah yang membuat saya ingin nonton walau sudah agak ketinggalan beberapa minggu.

Seberapa buruknya film Spectre itu?

Bukan apa-apa. Selama ini setiap saya menonton seri James Bond, pasti ada kesan yang tertinggal dan nancap di pikiran hingga beberapa tahun kemudian. Terutama opening songnya.  Saya bukan penggemar berat James Bond tapi filmnya selalu saya ikuti perkembangannya sejak zaman Sean Connery.  Dan menurut saya akting Daniel Craig itu pas untuk jadi jagoan 007 era sekarang.

Kalau jalan ceritanya gak perlu saya ulas karena semua pasti sudah tahu. Seputar pencarian Bond pada organisasi kejahatan bernama Spectre. Di film ini saya  suka dengan adegan awal saat James Bond itu menembakkan senjata (Gunbarrel sequence). Ini ciri khas yang James Bond banget. Dan itu membuat saya berpikir “Opening actnya saja sudah meyakinkan, apanya yang buruk?”

Layar dibuka dengan adegan parade Pesta Orang Mati di Meksiko. Saya suka dengan gerak kamera yang perlahan mengikuti langkah Bond sejak dari lift, berjalan di atas gedung yang runtuh hingga bergelantungan di helikopter. Dan memang ini upaya Sam Mendes sebagai sutradara untuk memberikan visual spektakuler di pembuka filmnya.  Saya berpikir lagi, “Adegan ini sudah keren di awalnya, apanya yang buruk?”

dead party

Adegan parade Pesta Orang Mati ini merupakan perekat mata penonton untuk tak sedetik pun memikirkan adegan berikut selain menanti apa lagi yang Bond lakukan. Menurut saya inilah adegan paling memukau. Tak mudah mengumpulkan figuran yang begitu banyak untuk adegan parade yang berwarna-warni hingga menjadi massa yang berkumpul di alun-alun Meksiko.

Bagi yang menonton Skyfall, film ini berkaitan erat karena kita sudah berurusan dengan muka-muka baru seperti Moneypenny, Q dan M yang diperankan bagus sekali oleh Ralph Fiennes. Plot tentang kekisruhan M dengan rivalnya yang bernama C (Andrew Scott) cukup mencuri perhatian karena ini dimainkan di tengah-tengah upaya Bond mencari jejak Spectre. Akting C patut dilirik juga di sini.

Kalau ada yang menyatakan film Bond kali ini terkesan biasa, sebenarnya penonton mengharapkan yang bagaimana? Saya kira formula film 007 tidak melenceng. Ada musuh yang megalomaniak, ada wanita-wanita cantik, ada penggunaan alat canggih untuk memperlancar kerja dan gaya agen rahasia itu sendiri yang maskulin dan mempesona.

leaseyHal yang kurang sreg justru pemeran wanitanya. Bagi saya film James Bond itu identik dengan wanita seksi, cantik dan tidak pucat atau tua. Lea Seydoux yang berperan sebagai Dr. Swann kurang tereksplor dengan baik aktingnya. Wajahnya yang sayu, memelas dan seperti mau menangis ini menurut saya kurang cocok untuk mengikuti sepak terjang Bond yang dinamis. Atau memang ini yang diinginkan naskah ya?

Lalu Monica Bellucci, mengapa ia yang dipasang? Saya bukannya meremehkan akting wanita paruh baya namun melihat penampilannya koq sepertinya ia cuma sebagai tempelan saja dan bukannya sebagai wanita berpengaruh seperti halnya pemeran M sebelumnya ( Judi Dench).

Lepas dari itu, adegan-adegan aksinya cukup bagus seperti kejar-kejaran mobil yang dilakukan pada malam hari di Roma, baku hantam di kereta cepat atau kejar-kejaran mobil dengan pesawat di pegunungan salju.

daniel

Tak ketinggalan tokoh jahatnya bernama Blofeld ( Christoph Waltz) yang menurut saya kalau dibandingkan dengan aktingnya saat bermain di Inglourious Basterds, kali ini ia agak kurang  dominan dan berwajah ‘baik’. Padahal seringainya identik dengan villain. Namun sebagai kepala organisasi kejahatan di film ini rasanya sepak terjangnya cukup bengis.

christ

Dan satu hal dari film ini yang jadi perbincangan adalah tentang Sam Smith yang menyanyikan Writing’s on the Wall. Untuk yang satu ini saya akui lagunya kurang ‘pas’ dan tidak mengena. Jenis suaranya yang cenderung melankolis dan lirih terasa kurang cocok untuk menjadi OST sekelas Spectre. Dibandingkan dengan Adele dalam Skyfall, OST Spectre terasa lebih melow dan kurang menghentak.

Secara keseluruhan film ini menghibur, tidak buruk serta tak perlu mengerutkan dahi alias berpikir. Don’t too much expect it. Apalagi rumor yang kian santer memberitakan Spectre akan menjadi film Daniel Craig yang terakhir.

Jadi nikmati saja akting terakhirnya, alur cerita, aksi serta dialognya. Dalam dialog kadang ada nuansa yang lebih dalam ketimbang aktingnya. Dan biasanya dialog menjadi sesuatu yang lebih nancap di ingatan.

Is this really what you want? Living in the shadows? Hunting,

being hunted? Always alone?

I don’t stop to think about it.

 

 

 

 

 

 

2 thoughts on “Spectre Tidak Buruk

Leave a comment