- Tayang perdana : 8 Maret 2015
- Network :BBC One
- Pemain: Aidan Turner, Eleanor Tomlinson, Heida Reed, Ruby Bentall, Kyle Soller,
- Genre: Drama
- Episode: 8
- Rating: 8,4/10
Bagi yang rindu menonton film dengan suasana seperti pada masa-masa Ratu Victoria, inilah dia, Poldark.
Sekilas film seri ini menarik hanya karena pemeran utamanya yang bernama Aidan Turner ini pemuda ganteng yang sedang terkenal di Inggris. Tapi kita tak perlu buru-buru bicara ketampanannya. Lebih asyik langsung ke filmnya saja, yes?
Sebelumnya saya baru tahu kalau Poldark ini diangkat dari novel yang berjudul sama karangan Winston Graham. Dan novelnya telah berkali-kali diangkat ke layar televisi ataupun rumah produksi Inggris. Tayangan pertama kali terjadi pada 1975 dan yang terbaru adalah di tahun ini.
Kisahnya diawali dengan kepulangan Kapten Ross Poldark, seorang serdadu perang Kemerdekaan Amerika ke Cornwall dan mendapati ayahnya telah lama tiada. Usaha pertambangan yang dimiliki keluarga pun telah tutup, rumah peninggalan hancur dan tak terurus, serta kekasihnya yang bernama Elizabeth ternyata akan menikah dengan sepupunya sendiri, Francis Poldark.
Dalam keterpurukan Poldark berusaha bangkit kembali dan menyusun strategi untuk bisa membuka kembali usaha pertambangan tembaga keluarganya Wheal Leisure. Berbagai kemalangan yang menimpa usaha tambang seperti salah urus, kalah judi, bahkan berhutang saling bergantian menghampiri. Namun berkat dukungan istrinya, Demelza, Poldark kembali menemukan dirinya yang tangguh dalam menghadapi segala tantangan terutama yang datang dari George Warleggan sosok yang ingin menguasai saham tambang tembaganya.
Alur kisahnya sebenarnya biasa saja cenderung datar namun banyak hal yang menarik untuk disaksikan. Tokoh-tokohnya sangat bersahaja dan apa adanya mungkin ini juga penggambaran kondisi di masa 1700-an dan sesuai dengan yang diperankan. Tak ada tokoh yang terlalu jahat atau terlalu baik.
Awalnya saya heran juga mengapa tontonan ini mendapat rating yang bagus dan memang kadang alasan saya menonton film adalah karena ratingnya. Meskipun rating bukan segala-galanya, namun sulit untuk menampik bahwa rating kadang memang berbicara soal bagus atau tidaknya sebuah tayangan. Ada banyak unsur yang dipertimbangkan. Dan sudut pengambilan gambar film ini menurut saya indah. Hal yang penting sebenarnya bermuara pada selera. Apakah kita merasa menikmati tontonan yang disajikan atau tidak.
Dan selera saya kebetulan oke-oke saja dengan tontonan zaman dulu kayak gini. Jadi apa yang menarik? Mungkin karena daya tarik alam pemandangannya yang indah juga kondisi yang digambarkan sangat sederhana. Masa-masa tahun 1700-an digambarkan dengan begitu khas dan vintage. Mulai dari pena bulu untuk menulis sampai properti seperti lentera atau kereta kudanya. Atau potongan gaun serta cara berdansa yang mengingatkan kita pada film-film yang diangkat dari karya novelis Jane Austen.
Atau, masalah pengembangan sebuah tambang yang sudah melibatkan para pemegang saham berikut intrik-intriknya yang di zaman itu merupakan sebuah kemajuan besar di dunia usaha.
Sisi romantisme seperti yang digambarkan para penyair Inggris zaman dahulu agaknya terekam juga di film ini dan diterjemahkan lewat panorama alam Cornwal dengan padang rumput hijau, tebing pantai yang tinggi, semilir angin yang membuat rambut-rambut pemerannya melambai atau pertemuan Demelza dengan Poldark berlatar pemandangan yang luas . Sejauh mata memandang hanyalah hamparan padang rumput dengan langit luas.
Hal yang agak kurang menurut saya hanyalah penggambaran tokoh jahatnya yang kurang total jahatnya. Tokoh George Warleggan ini kadang bersikap abu-abu juga. Mungkin di situlah kejutannya. Justru di akhir kisah, sang pesaing bisnis Poldark ini mengerahkan kekuatannya untuk meredam sepak terjang Poldark. Mungkin di season ke-2 nanti tokoh ini akan lebih diungkap lagi. Bahkan Demelza yang menjadi istri Poldark pun pasti lebih dieksplor lagi di season yang akan datang.
Sosok Demelza ini menarik karena tak dinyana ia menjadi tokoh sentral kedua setelah Poldark yang harus menyaksikan jatuh bangun perjuangan Poldark. Bermula dari sosok wanita yang tak terurus dan selalu dilecehkan ayahnya, menjadi asisten rumah tangga, dinikahi Poldark hingga menjadi sosok bermartabat yang menyaksikan suaminya ditangkap akibat hasutan George itu semua merupakan tahapan yang harus dilalui dan menjadi daya tarik tersendiri.
Pendeknya, film serial ini lumayan enak ditonton. Jangan berharap akan ada letupan yang menghebohkan tapi jangan dikira tak ada kejutan yang mengesankan. Tidak statis dan bertele-tele. Bagi yang rindu dengan aksen dan logat Inggris asli, film ini bisa sebagai obat kangen selain Downtown Abbey. Dan kabarnya film ini telah dibuat season 2 nya. Kita tunggu saja.