3 Days to Kill: 3 Hari Penuh Kompromi

Sewaktu film ini tayang di bioskop beberapa bulan lalu, ada rasa ragu yang berkelebat untuk menontonnya karena dalam film ini aktor kesayangan saya, keviKevin Costner digambarkan sebagai seorang pembunuh yang punya waktu tiga hari saja. Kurang jelas juga tiga hari untuk benar-benar membunuh atau tiga hari untuk melakukan hal lain. Dan melalui resensi yang saya baca, adegan demi adegan ditampilkan dengan hiasan gedebak-gedebuk, dar-der dor senjata dan kasar. Pokoknya penuh action dan laki banget. Karena teracuni oleh kisah seperti itu saya urung untuk menontonnya. Dan belum lama ini, teman saya yang sama-sama pecinta film mengabarkan bahwa film ini ternyata buagus. Saya pinjam dan tonton di rumah. Ealah dalaah… ternyata memang bagus banget! 🙂

Hal yang menurut saya bagus mungkin subyektif juga tapi saya menonton film ini gak sendirian. Ada beberapa teman yang menonton film ini juga yang berkomentar positif. Isi ceritanya cukup sederhana  tentang hidup seorang agen CIA Ethan Renner (Kevin Costner) yang sebentar lagi divonis akan mati akibat penyakit kanker yang diderita sejak lama dan ingin menghabiskan sisa waktunya bersama mantan isteri dan putrinya yang kini telah remaja, Zoey.  Namun kembalinya Ethan ke tengah keluarganya tidak berlangsung mulus karena Vivi, seorang agen CIA lain menginginkan Ethan untuk membunuh si penyelundup senjata dan bom, The Wolf. Imbalannya Ethan akan diberikan semacam obat serum yang mampu memperpanjang hidup Ethan secara sementara. Meski ogah-ogahan, Ethan akhirnya bersedia melakukan tugas itu disela-sela mendekati putrinya yang menolak kehadiran ayahnya yang dianggap asing.

Seperti yang saya bilang, hal yang bagus tentu belum tentu apik di mata penonton lain. Namun bagi saya ada bagian di film ini yang menarik dan menyentuh. Menyentuh karena konflik drama antara Ayah dan putri remajanya dikemas dengan manis. Dan peak-nya adalah saat Ethan mengajari Zoey naik sepeda dan berdansa. Hal sepele tapi penting. Putri yang tak bisa naik sepeda karena tak ada yang mengajarinya  adalah tamparan besar bagi seorang ayah. tumblr_my6qoeMUNT1sy2j4jo2_250tumblr_my6qoeMUNT1sy2j4jo1_250Kebekuan lama kelamaan mencair berubah menjadi hangat seiring dengan tugas Ethan yang selalu mampu mengeksekusi orang-orang di sekitar The Wolf diselingi oleh kompromi yang harus ditempuh sebagai seorang ayah; antara harus membunuh atau menemani Zoey naik permainan. Unsur menarik dari film ini  adalah banyaknya adegan yang mengundang ketegangan namun disisipi kelucuan yang seakan mengalir lancar.  Perhatikan  saat Ethan harus memberikan resep pizza padahal saat itu ia hendak menginterogasi The Accountant, orang kepercayaan The Wolf.  Alih-alih dipukuli, sang Accountant malah dperintahkan untuk membeberkan cara-cara membuat pizza yang lezat untuk Zoey 🙂

Secara sederhana, film ini meskipun bertema pembunuhan namun dramanya lebih terasa dan mencolok. Para pemerannya sangat pas. Apalagi Kevin Costner sejak membintangi The Bodyguard seakan tenggelam  namanya. Dan menurut saya film yang bergenre seperti inilah Costner lebih bersinar dan menonjol ditunjang oleh peran yang tepat pula. Walaupun faktor usia juga tak bisa disembunyikan.  Selain itu setting yang berlangsung di Paris membuat film ini lebih ciamik lagi dihiasi dengan soundtrack lagu Sweet Disposition  sebagai closing song.

What a perfect combination.

Leave a comment