The Girl With The Dragon Tattoo: Detail Yang Sempurna

Saya baru saja menyaksikan sebuah film yang menurut saya unik ditinjau dari sebuah tokoh.Tokoh yang merupakan sentral dan ide dari judul film itu sendiri. Gadis dengan tato naga, hhmmm…tadinya saya kira ini sebuah penggambaran gadis kebanyakan dengan tanda tato di tubuhnya. Ternyata setelah menyaksikannya, saya menemukan bahwa film ini tak hanya sekedar melulu sosok dirinya tapi juga alur cerita, setting dan sinematografinya.

Bahkan setelah menonton setengah dari film ini, sosok gadis bertato bagi saya sudah tak penting lagi karena alur cerita yang paralel dengan sedikit flash back guna menggambarkan cerita serta unsur misterius yang melingkupinyalah, malah membuat film ini menjadi menarik.

Film yang berlatar Swedia ini menurut saya lain dari yang lain karena Hollywood telah mengadaptasi dari film aslinya yang asal Swedia dengan kemiripan yang pas. Diceritakan bahwa ada seorang jurnalis (Daniel Craig) yang terbelit masalah hukum dan ditawari untuk menelusuri hilangnya seorang gadis dari keluarga terpandang. Penelusuran ini dibantu oleh sang asisten, gadis bertato (Rooney Mara) yang juga seorang hacker komputer. Awal pencarian terasa gamblang karena mereka berdua bekerja berdasarkan penuturan para kerabat keluarga. Namun seiring makin banyaknya informasi, semakin terkuaklah aib keluarga tersebut. dan Daniel tak bisa menghindar lagi.

Menariknya dari film ini adalah setiap hal kecil  selalu dikerjakan dengan rapi. Pengumpulan informasi yang meliputi foto keluarga, wawancara, kunjungan ke perpustakaan, guntingan koran lama, potongan kasus yang berhubungan dengan hilangnya gadis tersebut semuanya membuat kita tak bisa beranjak dari kursi karena rasa penasaran yang kian membuncah. Singkatnya saya menikmati saat-saat mereka berdua saling menguak misteri.

Bagi saya Rooney Mara telah  berhasil membangun imajinasi bahwa gadis bertato adalah demikian, kurus, bergaya gotik, rambut punk, dan acuh pada sekitar. Sosoknya seolah dekat  dengan kita. Mengalami kekerasan seksual dari petugas walinya, tak terurus, tapi pintar dalam hal tertentu. Di sini peran Daniel Craig menurut saya hanya penyeimbang dan tidak menonjol. Demikian pula keluarga Van Danger sendiri.

Bintangnya tetap gadis bertato tapi alur cerita milik sang jurnalis. Dan film yang berdurasi 2 jam lebih ini terasa tidak membosankan karena peran David Fincher selaku sutradara yang piawai mengolah adegannya cukup matang tidak membuat alur cerita berlarut-larut. Rasanya saya seperti menatap gabungan gaya film tertentu, kadang seperti gaya film seri Criminal Mind, kadang seperti film Benjamin Button, kadang mirip film Social Network yang tentu saja kedua film belakangan ini memang dibesut oleh sutradara yang sama. Detil adalah hal yang esensial dari sebuah film bagi saya. Dan saya selalu terpukau menyaksikan detil mampu membangun dan menggiring cerita ke wilayah yang lebih dalam dan misterius seperti film ini. Gabungan antara akting dan detil menghasilkan film yang unik, menarik dan hebat. Terlebih lagi peran Rooney Mara yang asing dan baru bagi dunia akting yang dipenuhi oleh peran wanita yang umum-umum saja membuat film ini istimewa. Tak heran ia masuk nominasi pemeran wanita terbaik dalam Oscar 2012. Ia hanya kalah waktu dari Meryl Streep.

Leave a comment