Tradisi Unik Buka Puasa dengan Bubur Lodeh Saat Ramadan

Menjelang Ramadan tiba, suasana terasa lebih meriah dan seru karena banyak sekali agenda acara yang akan dilaksanakan. Acara yang sejatinya untuk lebih melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan secara turun-temurun ini lama kelamaan menjadi embrio dari tradisi budaya setempat.

Para perantau seperti kita ini sebenarnya rindu sekali ingin terlibat dan dapat merasakan langsung bagaimana proses tradisi itu berjalan dan dilaksanakan. Di tengah-tengah arus modernisme yang kian kencang menggerus nilai-nilai budaya yang hampir punah, adanya tradisi yang terus dipertahankan membuat kita merasa bangga dan lega.

Tradisi Ramadan di kampung halaman orangtua saya ini sebenarnya banyak macamnya. Mulai dari Nyadran, bersih-bersih desa, umbah klasa, pawai obor sampai acara buka puasa ramai-ramai selama satu bulan penuh di masjid.

Pawai obor

Sewaktu kecil saya selalu ikut menyaksikan pawai obor keliling yang biasanya dilakukan oleh para remaja masjid. Mereka menyusuri jalan-jalan desa sembari melantunkan shalawat dan takbir. Sampai kini tradisi pawai obor masih tetap dilaksanakan dengan polesan dan nuansa modern. Terakhir sewaktu mudik tahun lalu pawai obor ini masih ada demi momen merayakan malam takbiran.

Memang sebaiknya pawai seperti ini tetap dilaksanakan karena selain melibatkan anak-anak dan remaja yang notabene generasi berikutnya yang nantinya juga akan melanjutkan pawai ini, sesungguhnya pawai ini seru banget lho. Banyak pawai yang menyertakan sound system dengan atribut yang menarik perhatian.

Tradisi Nyadran

Untuk tradisi Nyadran, kegiatan yang bermakna mendoakan arwah leluhur yang telah meninggal dunia ini di kampung saya dilakukan secara sederhana saja, yakni dengan mendatangi dan membersihkan makam lalu dilanjutkan berdoa bersama agar arwah leluhur ini diampuni dosa-dosanya.

Biasanya setelah acara doa ini selesai, dilanjutkan dengan acara makan bersama para warga di sekitar makam. Makan bersama ini tujuannya untuk mempererat rasa persaudaraan dan ajang mengakrabkan diri.

Umbah-umbah klasa

Untuk tradisi anak mudanya, ada yang namanya kegiatan umbah-umbah klasa atau mencuci tikar. Tikar di sini maksudnya sebagai simbol bahwa dalam melakukan rangkaian ibadah Ramadan pikiran dan hati kita harus suci dan bersih terlebih dahulu.

IG:zonamahasiswa

Hal yang unik dari umbah-umbah klasa ini adalah mereka mencuci tikar bukan dengan bantuan laundry, namun dicuci di sungai secara serentak dan manual. Nantinya tikar yang sudah bersih akan dijemur dan dihamparkan di pinggir sungai. Sementara para pemudanya akan ikut mandi di sungai itu juga. Seru kan?

Bubur lodeh

Dan tradisi lainnya yang juga sangat unik adalah buka bersama di masjid Kauman, Bantul. Apanya yang unik? Tentu saja menunya yang legendaris itu yakni bubur lodeh.

Mirip dengan program yang digelar masjid Jogokariyan Yogyakarta, di kampung Pandak Bantul ini warganya bergotong royong untuk selalu memasak dan menyiapkan hidangan berupa bubur lodeh dalam jumlah besar yang nantinya akan disantap oleh para pengunjung yang ingin berbuka di masjid.

Mengapa bubur? Karena bubur bisa diterima oleh semua kalangan baik tua maupun muda. Teksturnya yang lembut mempermudah semua orang untuk dapat mencicipinya tanpa kesulitan senada dengan ajaran islam yang mudah dicerna dan tanpa kekerasan sedangkan pemilihan sayur lodeh karena nyaris semua orang doyan dengan hidangan ini.

Lebih merata

Filosofi dari bubur sayur lodeh ini adalah bahwa setelah menyantapnya diharapkan setiap orang bisa memahami ajaran Islam lengkap dengan pengajian atau dakwahnya. Melalui bubur, syiar agama islam akan lebih luas dan merata ketimbang bila hanya disuguhkan berupa nasi saja yang hanya cukup untuk beberapa orang saja.

Suguhan bubur sayur lodeh ini biasanya dilengkapi dengan topping berupa tahu tempe, krecek kulit sapi, telur rebus, atau mie lethek. Pokoknya sedap dan kenyang.

2 thoughts on “Tradisi Unik Buka Puasa dengan Bubur Lodeh Saat Ramadan

  1. Ada lagi tradisi Padusan, satu hari jelang ramadhan. Yaitu mandi keramas dan berendam di mata air secara bersama-sama dg masyarakat setempat.

    Liked by 1 person

Leave a comment